
Tertarik Berinvestasi di Apartemen ?
Dibeberapa daerah di Indonesia yang namanya apartemen, sebetulnya bukan suatu hal yang baru. Walaupun dengan fasilitas biasa-biasa saja, apartemen tersebut sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk keperluan karyawannya. Terutama perusahaan besar yang lokasinya jauh dari fasilitas umum. Namun sekarang kebutuhan apartemen sangat meningkat khususnya di Jakarta. Kebutuhan ini beralih dari kebutuhan perusahaan menjadi kebutuhan pribadi.
Sulitnya mencari hunian ditengah perkotaan, kemacetan yang menakutkan dan gaya hidup modern belakangan ini, membuat penjualan apartemen kian meningkat. Umumnya, alasan membeli apartemen adalah untuk mendekatkan tempat tinggal dengan tempat beraktivitas, seperti bekerja atau kuliah, selain itu karena adanya kebutuhan akan rasa nyaman yang tinggi. Ini menjadi peluang besar bagi para pengembang untuk berlomba membangun berbagai type apartemen, mulai apartemen bersubsidi sampai yang mewah yang menawarkan dengan berbagai fasilitas bak hotel berbintang.
Investasi Adalah Suatu Rencana.
Investasi apartemen lebih menjanjikan daripada investasi yang lain. Banyak para pakar properti mengatakan bahwa investasi properti merupakan yang terbaik untuk saat ini. Berdasarkan pengalaman saya, ternyata berinvestasi di properti memang manis sekali, harganya tidak akan pernah turun, harganya terus meningkat dan meningkat terus. Selain itu investasi diproperti juga terbilang aman, tidak mudah terkena dampak krisis. Namun banyak juga para pemilik apartemen yang menjual investasinya disebabkan rasa kecewa, hal ini karena tidak seperti apa yang diperkirakan atau direncanakan

Berikut ini kelebihan dan kekurangan investasi apartemen yang dikutip dari buku ‘Menjadi Kaya Melalui Properti’ tulisan Panangian Simanungkalit:
Kelebihan
Pertama, permintaan (demand) tinggi, terutama di area CBD (central business district), kawasan pemukiman ekspatriat, dan lingkungan kampus. Kawasan pemukiman ekspatriat di Jakarta misalnya kawasan Kemang.
Kedua, jangka waktu sewa menengah (2-3 tahun). Apartemen atau kondominium biasanya disewa untuk mendekatkan penyewa dengan lokasi kegiatannya, terutama lokasi kantor. Dengan demikian, jangka waktu sewanya rata-rata sekitar dua atau tiga tahun.
Ketiga, risiko kekosongan rendah. Artinya, jika lokasi tersebut sudah nyaman sebagai tempat tinggal, biasanya penyewa akan terus menempati apartemen tersebut. Di lain pihak, calon penyewa pun berdatangan mencari unit-unit yang kosong untuk disewa. Salah satu faktor rendahnya risiko kekosongan apartemen adalah mulai terbiasanya masyarakat kita dengan budaya tinggal di hunian vertikal.
Keempat, capital rate tinggi (7%-10%). Dengan risiko kekosongan unit yang rendah, maka income yang datang dari sewa unit pun otomatis menjadi lancar. Hal ini tentu saja membuat Cap Rate tinggi, di atas Cap Rate rumah sewa atau ruko dan rukan.
Kekurangan
Pertama, pemilik harus jeli memilih lokasi apartemen atau kondominium yang prospektif. Belakangan, banyak pengembang yang membangun apartemen jauh dari pusat kota atau pusat keramaian. Kawasan seperti ini umumnya tidak layak dijadikan lokasi apartemen, dan tentu saja tidak prospektif sebagai investasi.
Kedua, pemilik harus memilih manajemen gedung (building management) yang baik. Banyak apartemen di kawasan prospektif CBD yang sepi penyewa karena dikelola manajemen gedung yang kurang baik.
Jika teman-teman ada yang tertarik berinvestasi di apartemen, jangan lupa nih nasehat Sulitnih, pelajari bagaimana pengalaman manajemennya. Manajemen gedung yang baik selalu memperhatikan faktor kenyamanan penghuni. Mereka juga memperhatikan perbaikan fasilitas umum, seperti kolam renang, lift, serta pelayanan terhadap penghuni yang berkesinambungan, jangan cuma pas promo saja.
Informasi yang dituangkan dalam artikel ini sangat menarik, terimakasih sudah share.
i always like your posts because you have such a good way of expressing yourself, and this is a virtue in these days. bbom bbom bbom bbom bbom